Waktu



Ini adalah salah satu mimpi yang paling ngena yang pernah aku alamin.
Kalau gak salah, startnya itu aku sedang di masa sekarang.
Kehilangan arah, sedang merasa gagal, sedang depresi.
Lalu aku mempertanyakan diri aku sendiri.

Aku ini orang yang seperti apa dulu?
Kenapa sekarang semuanya terasa berubah dan beda banget?
Ke mana perginya orang-orang terdekat aku dulu?
Teman-teman dekat, saudara sepupu, keluarga?
Lalu entah dari mana, salah satu paman aku muncul.

“Apa kabar?” Katanya. Lalu dia meluk aku.
Aku gak jawab. Aku gak bisa jawab.
Lalu tiba-tiba ternyata aku ada di masa lalu.
Satu per satu orang terdekat aku muncul.
Aku sapa mereka semua. Aku kangen masa lalu.
Lalu tiba-tiba seorang anak lewat sambil berlari.

Dan ternyata, anak itu adalah Aku. Aku di masa itu.
Dia ternyata sering buat masalah. Cukup nakal juga.
Tapi dia malah cengengesan setiap berbuat salah. “Hehe”.
Bocah ini kurang ajar juga ternyata. Aku kurang ajar ternyata.
Gak ada penyesalan. Gak ada depresi. Gak ada tekanan.
Aku masih asik ngabisin waktu sama keluarga dan temen-temen dekat.

Waktu itu di kolam renang. Aku cerita sama seseorang di sana. Aku lupa siapa.
“Berat” aku bilang. “Aku lagi ada di masa yang berat. Aku gak mau pulang. Mau di sini aja”.
Terus dia cuma senyum, lalu menepuk bahu aku, sambil bilang “Ya kamu pilih sendiri aja”.

Tiba-tiba ada keributan dari belakang aku. Ada kerumunan orang di sana.
Yang mereka kerumuni itu panggung. Tepatnya sebuah panggung eksekusi.
Dan yang diikat, dan diseret, lalu diposisikan di tengah panggung, adalah seorang bocah.
Cuma pake kolor, gak pake baju, gak pake sendal. Dan anak itu ternyata adalah Aku.

Dengan wajah yang tetap cengengesan. Padahal eksekusi hanya tinggal menghitung menit.
Hidupnya terasa enteng. Aku iri.
Tanpa sadar, Aku udah berdiri di atas panggung tersebut.
Dan. Aku. Ternyata. Sang Algojo nya. Kapak pemenggal kepala ada di tangan.
Ternyata ini maksud dari perkataan “Ya kamu pilih sendiri aja”.

Aku punya pilihan. Kalau Aku penggal dia, aku akan tetap di masa lalu. Menggantikan dia.
Menyusun ulang waktu dan takdir.
Kalau Aku biarkan dia lepas, Aku akan langsung balik lagi ke masa sekarang.
Gak bisa menyusun ulang waktu dan takdir.

Tapi ternyata saat itu aku sadar. Gak semua yang aku hadapi sekarang itu berat.
Dan ada banyak momen bahagia yang udah aku lalui. Yang akan hilang hanya dengan satu ayunan kapak. Pada akhirnya Aku hanya akan berpindah jalur. Gak menjamin semuanya akan lebih baik.
Karena pada dasarnya, semua jalan itu baik.

Akhirnya aku buang kapak itu. Aku bebaskan Aku yang dulu.
Si bocah kurang ajar itu pun langsung lari dan bermain kembali.
Seolah tak sadar bahwa keberadaannya hampir hilang.
Dan, aku. Akhirnya memilih untuk kembali ke masa sekarang.

Karena aku gak mau membuang kebahagiaan yang udah ada, hanya untuk kebahagiaan yang lain.

Comments