Kasihan ya anak-anak generasi selanjutnya.
Saat mereka lahir nanti, jalanan sudah macet oleh berbagai macam kendaraan.
Sejak mereka balita, mereka sudah terpapar oleh radiasi dari berbagai macam
elektronik di dalam maupun di luar rumah. Ketika mereka tumbuh besar nanti,
gunung-gunung sudah terkikis, lahan hijau semakin sempit, perairan dipenuhi
dengan sampah yang tak kunjung habis, dan udara dipenuhi berbagai macam polusi
yang selalu meramaikan pemanasan global. Tapi mau bagaimana lagi, ‘kan? Memang
begitu adanya perubahan yang terjadi di bumi.
Lagi pula, perubahan itu alami adanya. Yang
kita lakukan hanya membuat hidup menjadi lebih nyaman. Apa salahnya dari hal
itu? Memang manusia kan dikaruniai akal agar bisa mendapatkan apa yang
diinginkannya. Yang penting kan kita sudah kerja keras untuk mendapatkan
kenyamanan tersebut. Lantas mau bagaimana lagi kalau memang 10 atau 20 tahun ke
depan bumi semakin rusak?
Kalau kita melihat ke belakang pada awal
mula dari tiap-tiap kondisi yang kusebutkan di awal tulisan ini, memang sudah
wajar hal tersebut terjadi. Dahulu kala, kita harus berjalan kaki untuk pergi
ke mana pun. Tapi berjalan kaki tidak begitu nyaman, maka dibuatlah alat
transportasi sederhana yang mengandalkan tenaga manusia dan penerapan sistem
kerja katrol. Namun ternyata memang masih bisa dibuat nyaman lagi. Lantas
dibuatlah alat transportasi bertenaga hewan, setidaknya bisa meminimalkan
tenaga yang diperlukan manusia. Tapi ternyata masih bisa dibuat nyaman lagi.
Lahirlah alat transportasi bertenaga mesin. Dari mesin tenaga uap, minyak,
hingga sekarang ada yang bertenaga listrik. Begitu banyak langkah telah diambil
demi menciptakan kenyamanan dalam bepergian hingga kini akhirnya alat
transportasi pribadi sangat mudah didapat. Lantas apakah semua itu salah? Toh
yang kita inginkan hanya kenyamanan, ‘kan?
Teknologi dalam bidang komunikasi dan
hiburan juga kini sudah berkembang pesat berkat banyak penelitian dan bidang
keilmuan. Sejak dahulu juga manusia telah mencari kenyamanan di dua bidang ini.
Dari zaman di mana komunikasi hanya berbentuk surat hingga kini dengan
menggunakan berbagai macam sinyal, kita bisa berbicara bahkan bertatap muka dari
jarak yang sangat jauh. Hiburan yang dulu hanya bisa didapatkan dari
pertunjukkan dan permainan juga kini bisa didapatkan di mana saja. Tanpa perlu
datang ke gedung pertunjukkan, kini kita sudah bisa menonton banyak hal. Tanpa
perlu mengeluarkan banyak keringat dan tenaga, kini kita bisa bermain-main
sampai puas baik itu sendirian maupun bersama teman-teman. Lantas jika
kenyamanan tersebut di sisi lain juga memberikan radiasi bagi penikmatnya, apa
salahnya? Memangnya kau pikir berapa tahun dihabiskan untuk mengembangkan ide
awal dari alat-alat yang membawa kenyamanan tersebut?
Jumlah manusia dari waktu ke waktu juga
bertambah pesat. Otomatis kebutuhan akan beragam hal juga meningkat pesat. Kau
pikir dari mana lagi kita bisa memenuhi kebutuhan selain dari alam? Wajarlah
jika seiring waktu persediaan alam berkurang. Belum lagi, kebutuhan manusia
juga kan beraneka ragam sekali. Manusia butuh tempat tinggal, memang. Tapi
kalau bisa membuat tempat tinggal yang lebih nyaman dengan lebih banyak bahan baku
dari alam, kenapa tidak? Gunung merupakan salah satu opsi penyedia bahan baku
untuk bangunan yang nyaman. Bukan hal yang aneh jika gunung dimanfaatkan oleh
banyak orang. Selain itu, memangnya kau pikir bangunan-bangunan ini mau
ditempatkan di mana? Memang tidak banyak pilihan selain lahan hijau, ‘kan?
Wajar pula jika hutan ditebangi untuk dibangun berbagai macam bangunan. Oh,
begitu juga perairan. Wah, ini memang salah satu tempat pembuangan yang paling
nyaman. Mereka selalu mengalir tanpa henti bagaikan eskalator super panjang.
Lemparkan saja sampah ke satu perairan dan sehari kemudian sampah tersebut
sudah berada jauh entah di mana. Benar-benar luar biasa! Untuk apa kita
repot-repot mengumpulkan sampah untuk didaur ulang kalau memang alam sudah
menyediakan jasa pembuangan sampah paling nyaman?
Pada akhirnya, memang kasihan generasi
yang akan datang karena akan menghadapi hal-hal yang tadi kusebutkan di awal.
Tapi, sekali lagi kutegaskan. Mau bagaimana lagi? Yang paling penting bagi
manusia itu adalah kenyamanan, ‘kan? Terutama kenyamanan kita yang pribadi dan
kenyamanan kita yang sekarang. Sisanya, mungkin memang generasi yang akan
datang memiliki keberuntungan yang sangat jelek. Tapi mau bagaimana lagi? Yang
penting kita nyaman, masa bodoh dengan kelangsungan hidup mereka. Biar nanti
mereka putuskan sendiri bagaimana caranya mereka bisa hidup nyaman. Pokoknya, aku bodoh! Eh, maksudku, masa bodoh!
#30DWC #30DWCJilid21 #Day9
Comments
Post a Comment