Mimpi dan Mimpi

Aku mengantuk di malam hari. Aku mengantuk di pagi hari. Aku juga mengantuk di siang dan sore hari. Entah karena apa aku mengantuk dan aku tidak peduli. Lagi pula bukankah kita harus hidup mengejar mimpi? Kalau begitu tidak apa-apa kan aku tertidur lagi dan lagi? Malah dibandingkan yang lain, mungkin bisa dibilang bahwa aku ini lebih banyak bermimpi.

Tapi dibandingkan dengan yang lain, mimpiku lebih cepat pudar. Mimpi yang kupunya hanya bisa kunikmati beberapa jam saja. Sedangkan mimpi orang lain yang bertahun-tahun dikejar dengan susah payah bisa mereka nikmati dengan durasi yang sangat panjang. Padahal mimpi mereka tidak menjamin ketenangan dan kesenangan. Ada saja beberapa orang yang mengalami kesusahan padahal mereka sudah berada di keadaan yang mereka impikan. Lantas apa bedanya mimpiku dengan mimpi mereka? Sama-sama memiliki plus dan minus, kan? Terlebih lagi, kenapa sih mimpi harus dibeda-bedakan?

Kan repot kalau memang mimpi itu harus dikejar bertahun-tahun dan dengan kerja keras. Tidur lebih mudah, bukan? Tinggal berbaring di kasur, bahkan bisa juga dalam posisi duduk di kursi. Kenapa mimpi yang berlangsung lama tidak bisa didapatkan dengan cara seperti itu saja? Apa sih bedanya selain yang satu dialami dengan mata tertutup dan yang satunya dengan mata terbuka? Padahal sebenarnya enak juga kalau bisa menjalani mimpi yang berlangsung lebih lama tersebut.

Kalau aku bisa menjadi apa pun di dalam mimpi yang sejenak? Berarti aku juga bisa menjadi apa pun di dalam mimpi yang berkepanjangan itu kan? Baiklah kalau begitu, mungkin besok aku akan mencobanya. Tinggal berusaha keras dalam waktu yang panjang kan? Oke, aku akan berusaha. Tapi besok. Setelah aku terbangun dari mimpiku malam ini.

#30DWC #30DWCJilid21 #Day4

Comments