Teori Uang dan Waktu

“Waktu adalah uang.”

Lantas apakah orang yang kaya itu orang yang memiliki banyak waktu? Maka orang yang sibuk itu adalah orang miskin, bukan? Orang yang dermawan adalah yang memberi waktu pada orang lain. Semakin banyak waktu diberikan, maka Tuhan akan membalasnya dengan waktu yang lebih banyak lagi. Bisakah kita meminjam waktu dari seseorang? Oh, lebih penting lagi, bisakah kita mengembalikan waktu yang kita pinjam dari seseorang? Yang jelas kita bisa menjadikan waktu sebagai alat tukar.

Jika waktu adalah uang, maka apakah kita bekerja untuk mencari waktu? Kita menghabiskan tenaga, pikiran, dan waktu itu sendiri untuk mendapatkan waktu yang lebih banyak. Kemudian waktu itu kita habiskan untuk membelikan sesuatu kepada orang-orang yang kita sayang.

Jika waktu adalah uang, bagaimana caranya kita menabung? Sedangkan untuk mendapatkan waktu, kita perlu menghabiskan waktu. Walaupun memang tabungan waktu tersebut bisa tetap dipergunakan sebagaimana layaknya tabungan uang. Yaitu untuk masa depan yang lebih baik atau untuk hari tua yang nyaman.

Jika waktu adalah uang, apa itu waktu luang? Mengapa waktu luang bisa terasa sia-sia ketika tidak dipakai untuk melakukan apa pun, tapi juga terasa berharga ketika dipakai untuk beristirahat agar melepas penat? Bukankah keduanya sama-sama tidak melakukan apa pun? Apa perbedaannya adalah dari mana waktu tersebut didapat? Waktu luang yang terdapat di sela kesibukan mungkin bisa dibilang waktu yang memang merupakan perolehan kita sendiri. Lantas waktu luang yang jika tidak dipakai menjadi sia-sia itu disebut apa? Waktu modal? Seperti uang modal yang jika tidak digunakan dengan baik menjadi sia-sia?

Kalau begitu, dengan uang modal yang kupunya, aku ingin membeli pengalaman dan pelajaran. Tidak lupa juga membayar iuran pada tuhan atas berbagai fasilitas mewah yang tak terhitung yang disediakannya selama aku hidup. Mungkin sesekali akan kunikmati uang yang kupunya untuk diriku beristirahat selagi bisa terutama saat aku sudah tidak punya banyak uang karena sibuk. Lalu kelak uang yang kugunakan untuk bekerja kuharap bisa ditabung agar bisa kunikmati di hari tua bersama orang-orang yang kusayangi. Sisanya kubayarkan pada tuhan sampai aku bangkrut dan mati. Semoga uang yang kuhabiskan dengan cara demikian bisa memberi makna pada diriku dan orang lain.

#30DWC #30DWCJilid21 #Day3

Comments